BANYAK studi menunjukkan, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang
tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kita dapat sukses di dunia kerja.
Tapi sebenarnya, apakah IPK bagus memang sangat penting?
Ketika kuliah, penting bagi kita mempertahankan IPK di atas rata-rata. Mengabaikan kewajiban akademik dapat menyebabkan kamu sulit mendapatkan beasiswa. Kamu juga dapat ditempatkan di bawah masa percobaan akademis jika nilaimu buruk. Nilai IPK yang jelek juga akan membuat kita lebih lulus kuliah karena kita hanya bisa mengambil sedikit beban studi tiap semester, atau bahkan lebih buruk lagi, dikeluarkan dari kampus.
Memiliki IPK yang baik juga akan menjadi modal jika kita berencana melanjutkan studi pascasarjana. Terutama jika mengincar sekolah bergengsi.
Realitas "dunia nyata"
Pemberi kerja sering mencari seseorang dengan keterampilan dan pengalaman. Karena itu, pengalaman magang akan memberi kita bekal ketika memasuki dunia kerja. Pengalaman magang itu juga akan menunjukkan ke calon bosmu bahwa kamu mampu bertanggung jawab dan memiliki pengetahuan di bidang studimu. Selain itu, hal ini juga menunjukkan, bahwa saat kuliah dulu, kamu adalah orang yang mengambil inisiatif untuk menemukan pengalaman dalam industri pilihanmu.
Tetapi, bukan karena mengejar pengalaman magang, kamu kemudian mengabaikan studimu. Terlebih lagi, saat ini banyak perusahaan mensyaratkan nilai IPK minimal 3,0 bagi mereka yang akan melamar pekerjaan.
Satu hal yang perlu kamu ingat, penting untuk mencantumkan nilai IPK-mu dalam curriculum vitae (CV). Sering kali, pihak perusahaan akan berasumsi bahwa jika kamu tidak mencantumkan nilai IPK di resumemu, itu mungkin di bawah 3,0. Namun, jika IPK-mu jatuh sedikit, jangan putus asa, kamu masih bisa memperbaikinya.
Pada akhirnya, kamu memang tidak perlu menjadi seseorang yang jenius untuk menggapai sukses. Bahkan, siswa yang biasa-biasa saja juga bisa mendapatkan pekerjaan impian mereka. Tetapi, sekali lagi, kunci sukses dimulai dari kampus dengan bekerja keras dan tekun.
Ketika kuliah, penting bagi kita mempertahankan IPK di atas rata-rata. Mengabaikan kewajiban akademik dapat menyebabkan kamu sulit mendapatkan beasiswa. Kamu juga dapat ditempatkan di bawah masa percobaan akademis jika nilaimu buruk. Nilai IPK yang jelek juga akan membuat kita lebih lulus kuliah karena kita hanya bisa mengambil sedikit beban studi tiap semester, atau bahkan lebih buruk lagi, dikeluarkan dari kampus.
Memiliki IPK yang baik juga akan menjadi modal jika kita berencana melanjutkan studi pascasarjana. Terutama jika mengincar sekolah bergengsi.
Realitas "dunia nyata"
Pemberi kerja sering mencari seseorang dengan keterampilan dan pengalaman. Karena itu, pengalaman magang akan memberi kita bekal ketika memasuki dunia kerja. Pengalaman magang itu juga akan menunjukkan ke calon bosmu bahwa kamu mampu bertanggung jawab dan memiliki pengetahuan di bidang studimu. Selain itu, hal ini juga menunjukkan, bahwa saat kuliah dulu, kamu adalah orang yang mengambil inisiatif untuk menemukan pengalaman dalam industri pilihanmu.
Tetapi, bukan karena mengejar pengalaman magang, kamu kemudian mengabaikan studimu. Terlebih lagi, saat ini banyak perusahaan mensyaratkan nilai IPK minimal 3,0 bagi mereka yang akan melamar pekerjaan.
Satu hal yang perlu kamu ingat, penting untuk mencantumkan nilai IPK-mu dalam curriculum vitae (CV). Sering kali, pihak perusahaan akan berasumsi bahwa jika kamu tidak mencantumkan nilai IPK di resumemu, itu mungkin di bawah 3,0. Namun, jika IPK-mu jatuh sedikit, jangan putus asa, kamu masih bisa memperbaikinya.
Pada akhirnya, kamu memang tidak perlu menjadi seseorang yang jenius untuk menggapai sukses. Bahkan, siswa yang biasa-biasa saja juga bisa mendapatkan pekerjaan impian mereka. Tetapi, sekali lagi, kunci sukses dimulai dari kampus dengan bekerja keras dan tekun.
Source : kampus.okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar