Hai, kamu bagian takdirku
yang dirahasiakan Tuhan sang pemilik kuasa...
Aku harap kamu dalam
keadaan baik dan berbahagia ya.
Hari demi hari sekarang
terasa berlalu sangat cepat. Meskipun terkadang aku pun sampai lupa mengingatmu
walau hanya sebentar. Meskipun aku berlaku seperti itu, aku juga tahu kamu
tetap saja sabar.
Baiklah...Tulisanku kali
ini tidak akan begitu panjang, karena suatu saat ku ingin kamu membacanya
segera disana. Aku yakin Tuhan pemilik segala kuasa, dan kuharap dimanapun kamu
berada suatu saat secara kebetulan Tuhan akan mendampingkan kita pada suatu momen
dimana kita berfikir pertemuan itu tidak disengaja.
Mungkin saat ini kamu
sedang ada disana, di sebuah tempat ciptaan Tuhan pada setangkup takdir kehidupan
yang selalu kau syukuri. Mungkin hanya Tuhan yg tahu segalanya, apa yang
kuinginkan disaat-saat ini.
Ada cinta yang kubuat
tak berkesudahan. Itu takdirku, yang tersemat dalam tulisan.
Aku
butuh kamu untuk melawan diri ini. Kuakui menyayangiku sungguh merepotkan.
Namun kuberharap, kekuranganku yang lengkapkanmu. Aku
selalu bermimpi untuk menikmati masa mendatang. Masa dimana kita telah paham
cara memaknai hidup sebenarnya, dimana hanya ada kita yang semakin dewasa,
berbagi cerita sembari menikmati teh dan sarapan pagi buatanmu, bersama si buah
hati yang telah pandai mengeja panggilan kita berdua. Apakah ada surga yang
lebih indah daripada itu? kalaupun ada, aku akan memilih surgaku sendiri,
bersamamu.
Kepada pemilik sunyi,
malam melantunkan jiwanya, disela deru angin yang sekilas melintas,
menggoyangkan ranting-ranting rapuh di sudut jalan. Malam yang telah melupakan
lamunan, mungkin karena terlalu takut untuk berjumpa pagi. Rembulan yang
berpaling dari gemerlap, hilang temaramnya di tepi subuh, tersisa hening karena
selebihnya hanya rindu. Sebab rindu akan selalu bicara pertemuan. Aku, Kau,
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar